Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
NasionalPeristiwa

Mau Tinjau Tambang di Raja Ampat, Bahlil Didemo Aktivis Lingkungan

Avatar photo
22
×

Mau Tinjau Tambang di Raja Ampat, Bahlil Didemo Aktivis Lingkungan

Sebarkan artikel ini
bahlil lahadalia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. (cnnindonesia)

SORONG, INTTI.ID — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia didemo aktivis lingkungan terkait perusahaan tambang yang dianggap merusak ekosistem Raja Ampat, Papua.

Bahlil didemo saat di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (7/6/2025). Bahlil berusaha menghidari para pendemo dengan keluar lewat pintu belakang Bandara Sorong. Bahlil menolak bertemu para pendemo.

Advertising
banner 425 x 400
Baca Artikel Scroll ke Bawah

Mengutip detik.com, awalnya massa aksi mendesak pemerintah menutup segera tambang nikel yang merusak lingkungan di Raja Ampat. Mereka membentangkan spanduk dan pamflet yang menyoroti adanya kerusakan di Raja Ampat akibat tambang nikel.

Bahlil dan rombongan tiba di Bandara DEO Sorong sekitar pukul 06.22 WIT. Kedatangan mereka langsung disambut teriakan massa yang mendesak pencabutan izin konsesi tambang di seluruh pulau di Raja Ampat.

Rombongan Bahlil pun masuk ke ruang transit Bandara DEO Sorong. Beberapa saat kemudian, utusan Bahlil meminta perwakilan massa untuk bertemu. Namun saat massa hendak masuk ke ruang terminal, Bahlil malah keluar lewat pintu belakang sekitar pukul 07.02 WIT. Tindakan tersebut membuat massa kecewa dan marah.

Merusak Ekosistem

Melansir siaran pers KLH/BPLH, ada empat perusahaan tambang nikel menjadi objek pengawasan, yaitu PT Gag Nikel (PT GN), PT Kawei Sejahtera Mining (PT KSM), PT Anugerah Surya Pratama (PT ASP), dan PT Mulia Raymond Perkasa (PT MRP).Keempatnya dinilai merusak ekosistem di Raja Ampat dengan akivitas tambangnya.

Baca juga: Gantikan Tantenya, Andika Hazrumy Pimpin Golkar Banten

Aktivis mendesak pemerintah bertindak tegas agar ekosistem Raja Ampat tidak rusak akibat tambang nikel. Menurut mereka, pembangunan tidak semestinya merusak lingkungan.

“Kami sebagai anak adat Raja Ampat meminta agar jangan tutup mata dengan permainan elite pusat, alam kami dirusak dan dirampok atas nama pembangunan oleh negara,” tuturnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *