Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Nasional

Dedi Mulyadi Dituding Rendahkan Martabat Perempuan saat Kunjungan ke Bekasi

Avatar photo
7
×

Dedi Mulyadi Dituding Rendahkan Martabat Perempuan saat Kunjungan ke Bekasi

Sebarkan artikel ini
dedi mulyadi alias kdm
Dedi Mulyadi/Foto: Ist

JAKARTA, INTTI,ID – Dedi Mulyadi dituding telah merendahkan martabat perempuan saat menghadiri kunjungan kunjungan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Puskesmas Sirnajaya, Kabupaten Bekasi.

Lelaki yang akrab disapa Demul ini diminta mengehentikan gurauan yang sering muncul dari mulut orang nomor 1 di jawa barat itu.

Advertising
banner 425 x 400
Baca Artikel Scroll ke Bawah

Tudingan merendahkan martabat perempuan ini disampaikan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).

Wakil Ketua Komnas Perempuan, Dahlia Madanih menegaskan, figur publik seperti Dedi Mulyadi memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga ucapan dan perilakunya di ruang publik.

“Kami mengimbau KDM (Kang Dedi Mulyadi) untuk berhenti dan tidak mengulangi candaan dan gurauan seksis yang ditujukan pada tubuh dan pengalaman perempuan dalam pelaksanaan tugas dan kesehariannya sebagai pejabat negara,” ujar Dahlia saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, 26 Juli 2025, dilansir Antara.

Menurutnya, ucapan seorang pemimpin sangat berpengaruh dan bisa ditiru oleh masyarakat luas, termasuk anak-anak dan remaja.

Karena itu, candaan bernada seksis bukan hanya tidak pantas, tapi juga berpotensi melanggengkan stereotip dan ketimpangan gender.

Komnas Perempuan mengingatkan bahwa humor seksis termasuk dalam kategori kekerasan seksual sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).

Dengan demikian, gurauan semacam itu tidak bisa dianggap sepele.

“Warga dapat saja melaporkan para pejabat negara yang tidak menjaga moral etisnya dalam menempatkan situasi yang seharusnya memberikan rasa aman, tetapi justru dapat memberikan situasi dan stereotipe terhadap perempuan,” tegas Dahlia.

Budaya Patriarki

Ia menambahkan, candaan seksis kerap dilontarkan tanpa kesadaran, karena telah dianggap wajar dalam budaya patriarki. Padahal, bahasa yang digunakan mencerminkan pandangan sosial dan budaya seseorang.

“Ucapan dan bahasa merupakan medium pikiran, ide, dan perasaan yang merefleksikan nilai-nilai sosial dan budaya serta pandangan seseorang. Candaan atau gurauan seksis justru dapat menjadi medium untuk memelihara pandangan-pandangan dan budaya yang diskriminatif terhadap perempuan,” jelasnya.

Baca juga: Jam Masuk dan Jam Malam Siswa Produk Demul Dikritik Ketua Komisi X

Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Bekasi, Dedi Mulyadi diketahui menyampaikan gurauan kepada sejumlah ibu-ibu penerima bantuan yang dinilai merendahkan perempuan.

Aksi tersebut menuai kecaman dari berbagai kalangan. Termasuk aktivis perempuan yang menuntut permintaan maaf secara terbuka dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.(*)

sumber: NTVNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *