TANGERANG, INTTI.ID — Ratusan siswa SMK Negeri (SMKN) 8 Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, sudah tiga tahun ajaran ini, harus belajar di lantai alias lesehan lantaran kekurangan meja dan kursi.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten hingga kini belum juga mengirimkan sarana dan prasarana untuk kegiatan belajar mengajar atau KBM di sekolah kejuruan tersebut.
Wakil Kepala SMKN 8 Kota Tangsel Bidang Sarana dan Prasarana, Muraja menjelaskan, kondisi serba kekurangan ini sudah dirasakan sejak sekolah ini berdiri dan menerima siswa angkatan pertama pada 2023 lalu.
BACA JUGA: 4 Tukang Ojek di Stasiun Tigaraksa Tangerang Jadi Tersangka Intimidasi
Kala itu, hanya 90 kursi yang tersedia dari 200 lebih siswa yang ada. Untuk mengatasi kekurangan bangku, pihak sekolah kemudian meminjam dari sekolah induk. Hingga kini, kondisinya tidak berubah. Sampai sekolah menerima siswa angkatan ketiga, kekurangan meja kursi masih saja terjadi.
“Kurangnya sekitar 500-an meja dan bangku. Jumlah kelas ada 18, yang ada bangku meja 6 kelas. Dua tahun terakhir ini. Dari pertama pembangunan belum ada pengiriman bangku lagi,” ungkap Muraja kepada wartawan, Selasa (29/7/2025).
Ruang Kelas Juga Kurang
Menurut Muraja, kekurangan ini tidak hanya pada furniture, tetapi juga ruang kelas. Dari total kebutuhan ruang, sekolah masih kekurangan sejumlah kelas untuk bisa menampung seluruh siswa dengan layak.
“Kami masih kurang 6 kelas. Satu kelas 36. Sekarang kelas 12 lagi PKL, jadi agak longgar, kelasnya bisa dipakai,” tambahnya.
Muraja mengaku sudah lama mengajukan pengadaan meja kursi dan terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda adanya pengiriman meja dan kursi belajar ke sekolah tersebut.
“Pemprov Banten beralasan sedang menyelesaikan pembangunan SMKN 15, kami diminta bersabar,” jelas Muraja.
BACA JUGA: Ayo Warga Kota Tangerang, Serbu Pangan Murah di 13 Kecamatan, Ini Jadwalnya
Tim dari provinsi, lanjutnya, memang sudah turun dan menyatakan pembangunan lanjutan termasuk lapangan yang infonya akan dimulai Agustus ini. Namun, pihak sekolah masih belum menerima jadwal resmi pengadaan fasilitas penting lainnya.
Selain sejumlah kekurangan itu, terdapat pula ruang kelas yang kondisinya sudah memburuk. Mulai dari cat tembok yang luntur, hingga atap yang jebol.
Pantauan di lokasi, terlihat puluhan siswa dalam satu kelas belajar dengan posisi duduk di lantai. Mereka lesehan, termasuk menaruh tas dan seluruh alat belajar di lantai yang beralaskan karpet. Sementara guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. Sebelum masuk, para siswa harus melepaskan sepatunya agar lantai kelas tetap bersih.
Kendati ada sejumlah keluhan yang muncul dari beberapa siswa, namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. SMKN 8 Kota Tangsel membuka tiga program pendidikan kejuruan yakni wisata, perhotelan, spa and beauty teraphy.(ALD)