Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Kesehatan

Kasusnya Menurun, Warga Tangsel Diminta Tetap Waspada DBD

Avatar photo
11
×

Kasusnya Menurun, Warga Tangsel Diminta Tetap Waspada DBD

Sebarkan artikel ini
Kasusnya Menurun, Warga Tangsel Diminta Tetap Waspada DBD
Kepala Dinkes Kota Tangsel, Allin Hendallin Mahdaniar menyebut kasus DBD menurun setiap bulan.

TANGERANG, INTTI.ID — Warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten diminta untuk waspada terhadap kemungkinan mewabahnya penyakit deman berdarah dengue (DBD). Terlebih saat pergantian musim seperti sekarang ini.

Pesan tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel Allin Hendallin Mahdaniar kepada wartawan, Minggu (24/8/2025). Allin mengaku kasus DBD di Tangsel menurunnya. Namun ia tetap meminta warga waspada DBD menjelang musim penghujan.

Advertising
banner 425 x 400
Baca Artikel Scroll ke Bawah

Dia menyampaikan hingga Agustus 2025, terjadi sebanyak 400 kasus DBD di kota hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini.

“Kalau dilihat trennya per bulan turun, kemudian dilihat dari tahun-tahun sebelumnya juga turun. Ini belum sampai Desember,” ujarnya.

BACA JUGA: Ditanya Soal Mamin, Pejabat Sekretariat DPRD Kabupaten Tangerang Nyolot

Allin memastikan tidak ada angka kematian dalam kasus DBD yang terjadi sejak awal tahun hingga Agustus 2025 ini.

Menurut Allin, kasus DBD tertinggi pada 2025 terdapat di Kecamatan Pondok Aren sebanyak 112 kasus. Sedangkan kasus DBD terendah terdapat di Kecamatan Setu dengan 41 kasus.

Sedangkan kasus DBD tertinggi terdapat di Kelurahan Serua Indah, Kelurahan Pondok Pucung, dan Kelurahan Kedaung, dengan rata-rata 20 kasus DBD. Sementara kelurahan dengan kasus DBD terendah yakni Kelurahan Buaran, Lengkong Gudang Timur, Ciputat, dan Setu dengan 2 kasus.

“Kelurahan Paku Alam 1 kasus dan Kelurahan Pakulonan tidak ada kasus DBD,” papar Allin.

BACA JUGA: Bupati Tangerang Minta Semua Camat Siaga Bencana

Alin mengaku pihaknya sudah melakukan upaya pengendalian DBD meliputi pencegahan dan pemutusan rantai penularan. Mulai dari Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 M plus dengan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, serta penyemprotan fogging di kawasan yang menjadi endemik.

“Pemutusan rantai penularan DBD paling mudah seperti menguras, mendaur ulang dan menghindari gigitan nyamuk. Serta menjadi penggerak 1 rumah 1 jumantik di rumahnya masing-masing,” tandasnya.(Ald)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *