LEBAK, INTTI.ID – Para pengepul hasil pertanian atau yang dikenal dengan sebutan tengkulak di Kabupaten Lebak, Banten, kini tengah menunggu realisasi penambahan kereta api khusus pembawa hasil panen, terutama ke Jakarta.
Seorang tengkulak hasil pertanian warga Kecamatan Kalanganyar, Lebak, Icih mengaku belum mengetahui lebih rinci terkait rencana penambahan kereta khusus pengangkut hasil pertanian.
Dia mengaku belum memahami teknis pengangkutan, baik dari sisi jumlah maupun jenis komoditas yang nantinya diperbolehkan diangkut melalui kereta khusus hasil pertanian tersebut.
Namun begitu, Icih dan sejumlah tengkulak lainnya berharap tidak ada batasan dalam jumlah berat maupun komoditas pertanian yang boleh diangkut ke dalam kereta khusus tersebut.
BACA JUGA: Halo Warga Banten, Siap-Siap Bansos Bakal Cair Agustus dan Oktober Ini
Tidak seperti kereta commuterline yang ada saat ini, menurut Icih, barang atau komoditas yang berbau menyengat tidak diperbolehkan masuk ke dalam kereta. Artinya, masih ada pembatasan jumlah dan sifat barang jika menggunakan commuterline.
“Saya biasa menjual hasil pertanian ke Jakarta, tentunya kami menyambut baik rencana kereta khusus untuk petani dan pedagang,” imbuh Icih.
Lebih jauh Icih mengungkapkan, sejak kereta berganti ke commuterline, dia harus menggunakan kendaraan bak terbuka untuk membawa komoditas hasil pertanian dan barang dagangannya ke Jakarta.
“Kalau pakai pikap biayanya cukup besar, kalau pakai kereta kan lebih irit,” ulasnya.
Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) berencana menambah kereta khusus petani dan pedagang. Layanan ini merupakan inovasi transportasi publik yang dirancang untuk mempermudah mobilitas sekaligus memperkuat perekonomian masyarakat di daerah pedesaan.
BACA JUGA: Biar Langsung Masuk Kas Daerah, Pembayaran Ongkos Bus Tayo Pakai Digital
Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam siaran persnya menjelaskan, kereta khusus tersebut saat ini tengah dimodifikasi di UPT Balai Yasa Surabaya Gubeng Jawa Timur.
Nantinya, kereta akan melayani sejumlah daerah operasi (Daop), termasuk Daop 1 Jakarta-Banten dengan Stasiun Rangkasbitung sebagai salah satu lokasi pemberhentian.
Kursi penumpang dipasang sejajar di sisi kiri dan kanan sehingga ruang tengah lebih lapang untuk menaruh hasil pertanian maupun barang dagangan. Modifikasi kereta berasal dari kelas bisnis dan ekonomi, dengan uji statis dan dinamis telah dilakukan pada pertengahan Agustus 2025.
Tahap berikutnya, pengujian akan melibatkan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk memperoleh sertifikasi keselamatan sebelum resmi beroperasi.
Kereta khusus petani-pedagang ini juga akan menjadi bagian dari perayaan HUT ke-80 PT KAI pada 28 September 2025.
“Ide pengembangan kereta ini berawal dari pembahasan teknis sejak Mei 2024. Desainnya difokuskan pada kemudahan akses dan ruang angkut yang lebih luas,” kata Anne.
“Kehadiran kereta khusus petani dan pedagang bukti komitmen KAI memperluas akses transportasi publik yang inklusif serta memperkuat rantai pasok hasil pertanian. Dengan transportasi tepat, peluang usaha lebih terbuka dan aktivitas ekonomi daerah semakin bergerak,” tandas Anne.(Ald)