SERANG, INTTI.ID — Ada yang berbeda dengan salah satu rangkaian gerbong KA di Stasiun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Senin (1/12/2025). Perbedaan itu terletak pada warna gerbong yang hijau mencolok mata.
Rupanya gerbong KA ini disediakan memang khusus untuk para petani dan pedagang. Gerbong hijau tersebut telah resmi beroperasi. Sedangkan gerbong penumpang umum warnanya abu-abu.
Gerbong tersebut itu dioperasikan untuk melayani rute perjalanan para pedagang dan petani dari Stasiun Rangkasbitung Lebak menuju pemberhentian akhir di Stasiun Merak Kota Cilegon, Banten.
BACA JUGA: Tengkulak di Lebak Berharap Kereta Khusus Petani dan Pedagang Segera Terealisasi
Berdasarkan pantauan wartawan di Stasiun Rangkasbitung Ultimate, gerbong khsus tersebut terpasang pada rangkaian kereta api rute perjalanan Rangkasbitung–Merak.
Perbedaan selanjutnya terlihat dari sisi fasilitas yang disediakan. Gerbong penumpang umumnya menggunakan kursi tegak saling berhadapan dengan konfigurasi penumpang 3-2 atau 2-2.
Sementara kursi pada gerbong khusus tersebut dibuat sejajar dengan dinding kereta di sisi kanan dan kirinya, mirip seperti posisi kursi pada gerbong rangkaian kereta listrik atau KRL.
Lalu dari segi interior, kesan modern pada gerbong khusus petani dan pedagang tampak begitu terasa ketika pertama kali memasukinya karena adanya beberapa perubahan dari sisi interior.
Lain halnya dengan gerbong kereta penumpang umum yang masih mempertahankan kondisi interiornya yang tampak lawas.
BACA JUGA: Kick Off HPN 2026 di Banten, Kapolri Sebut Jurnalis Profesional sebagai Clearing House
Ida, salah satu pedagang mengaku sangat menikmati fasilitas tersebut, Keberadaan gerbong khusus pedagang dan petani tersebut memudahkannya untuk mencari tempat duduk.
Sebab dengan adanya gerbong tersebut membuat dirinya tak perlu lagi harus berdesakan dengan penumpang lainnya.
Dia kini bisa lebih leluasa dan merasa aman ketika hendak menaiki kereta dari Rangkasbitung menuju kediamannya di Cikeusal.
“Sekarang mah enak. Nyaman,” katanya saat merasakan sensasi laju kereta api di gerbong khusus petani dan pedagang.
Hal serupa juga turut dirasakan oleh pedagang lainnya bernama Yati dan Sunarti. Keduanya merupakan pedagang asal Cikeusal yang biasa berdagang di Kota Cilegon.
Yati mengungkapkan, sebelum adanya gerbong khusus tersebut dirinya dan Sunarti harus berjibaku dengan penumpang lainnya dalam memperebutkan posisi di dalam gerbong.
Bahkan, kata Yati, tak jarang dagangannya tak sengaja tertendang penumpang lainnya lantaran kondisi gerbong yang sangat padat. Namun dengan adanya gerbong khusus petani dan pedagang dirinya tak lagi harus merasakan kesusahan itu.(Ald)
sumber: banpos.co
