Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Nasional

Nataru, Kemenhub Terapkan Delaying System di Pelabuhan Merak

Avatar photo
18
×

Nataru, Kemenhub Terapkan Delaying System di Pelabuhan Merak

Sebarkan artikel ini
Nataru, Kemenhub Terapkan Delaying System di Pelabuhan Merak
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, meninjau kesiapan Nataru di Pelabuhan Merak Kota Cilegon, Selasa (9/12/2025),

CILEGON, INTTI.ID — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama otoritas terkait menerapkan delaying system di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten. Pengaturan ritme kedatangan tersebut, dirancang khusus untuk mencegah antrean kendaraan saat musim libur Natal 2025 dan tahun baru 2026.

Selain itu, fokus utama pemerintah juga ketersediaan armada kapal yang melayani penyeberangan ke Pulau Sumatera. Strategi ini mengatur ritme kedatangan kendaraan menuju pelabuhan agar tidak terjadi bottleneck atau penyumbatan di area dermaga.

Advertising
banner 425 x 400
Baca Artikel Scroll ke Bawah

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, saat meninjau kesiapan Nataru di Pelabuhan Merak Kota Cilegon menegaskan, langkah antisipatif ini diambil berdasarkan hasil survei yang menunjukkan tren kenaikan pergerakan masyarakat.

BACA JUGA: Sambut Nataru, ASDP Kerahkan Kapal Express Merak-Bakauheni

Pihaknya tidak ingin mengambil risiko, sehingga opsi pembagian beban pelabuhan dan penahan laju kendaraan di zona penyangga (buffer zone) menjadi prioritas.

“Ada empat pelabuhan yang disiapkan. Kami juga menyiapkan strategi delaying sistem, sudah ada beberapa baperzon,” ungkap Aan Suhanan.

Penjelasan tersebut mengindikasikan para pemudik atau wisatawan tidak akan langsung tertumpu di satu titik pelabuhan. Penggunaan empat pelabuhan di Banten diharapkan mampu memecah konsentrasi kendaraan, sehingga layanan penyeberangan menjadi lebih cair dan terukur.

Waspada Gelombang Tinggi di Selat Sunda

Selain kepadatan lalu lintas, tantangan terbesar bagi keselamatan pelayaran di penghujung tahun 2025 dan awal 2026 adalah faktor alam. Prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), periode Desember hingga Januari merupakan puncak musim hujan.

Kondisi ini sering kali disertai dengan cuaca ekstrem berpotensi siklon dan angin kencang yang dapat memicu gelombang tinggi di perairan Selat Sunda.

Aan Suhanan menyadari betul risiko ini. Ia menyebutkan hasil survei dan data BMKG menjadi landasan utama dalam pengambilan keputusan operasional.

“Kami perlu melakukan beberapa strategi dengan isu yang pertama tersebut,” tambahnya merujuk pada pentingnya adaptasi strategi terhadap kondisi lapangan yang dinamis.

Pemerintah juga telah menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) yang mengatur pembagian operasional pelabuhan di sisi Jawa dan Sumatera.

Regulasi ini diharapkan menjadi panduan bagi masyarakat agar mematuhi alur perjalanan yang telah ditetapkan demi keselamatan bersama.

Dari sisi operasional armada, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banten telah melakukan inventarisasi kekuatan kapal penyeberangan.

BACA JUGA: GAK Keluarkan Asap, Wisatawan Dilarang Mendekat

Kepala KSOP Kelas I Banten, Capt. Bharto Ari Raharjo, merinci sebaran kapal yang disiagakan untuk melayani rute sibuk ini. Armada tersebut tersebar di Pelabuhan Merak, Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ), Ciwandan, dan Krakatau Bandar Samudera (KBS).

“Total 79 kapal, belum dapat operasi 17 kapal, yang tidak bisa beroperasi 15 kapal, nanti kita lihat apakah mereka sudah memenuhi kriteria keselamatan baru mereka bisa layak beroperasi,” ujar Capt. Bharto Ari Raharjo.

Proses pemeriksaan kelaiklautan kapal atau ram check terhadap 17 kapal yang belum beroperasi tersebut terus dikebut.

Pihak otoritas memberikan tenggat waktu hingga pertengahan Desember, tepatnya tanggal 12 Desember 2025, untuk memastikan seluruh armada dalam kondisi prima sebelum melayani lonjakan penumpang.

PT ASDP Berikan Diskon

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Heru Widodo, mengingatkan para pengguna jasa untuk selalu memantau perkembangan informasi cuaca sebelum berangkat. Ketidakpastian cuaca di laut lepas menuntut kewaspadaan ekstra dari nakhoda maupun penumpang.

“Masih ada anomali cuaca, mungkin ekstrem dan akan berubah-ubah. Tentu jadi perhatian kita,” kata Heru Widodo.

Sebagai bentuk apresiasi dan strategi untuk mendistribusikan arus penumpang agar tidak mengantre di hari puncak, ASDP juga menyiapkan program menarik.

Heru menyebutkan adanya pemberlakuan harga khusus atau diskon penyeberangan dalam rentang waktu tertentu yang cukup panjang.

ASDP juga menyiapkan program diskon penyeberangan yang akan berlaku mulai (22/12/2025) –(10/1/2026) sebagai bagian dari pengaturan arus penumpang.

Langkah ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk melakukan perjalanan lebih awal atau menunda kepulangan, sehingga beban pelabuhan dapat terdistribusi lebih merata sepanjang periode liburan Nataru.

Dengan adanya kolaborasi antara Kemenhub, KSOP, dan ASDP melalui strategi delaying system, kesiapan puluhan kapal, serta kewaspadaan terhadap cuaca, diharapkan perjalanan liburan akhir tahun masyarakat dapat berjalan aman dan nyaman.(Ald)

sumber: banpos.co

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *