TANGERANG, INTTI.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, sedang membahas regulasi pengadaan seragam gratis bagi siswa siswi sekolah negeri. Kebijakan itu diambil sebagai upaya mencegah terjadinya pungutan liar (Pungli) setiap awal tahun ajaran baru.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel, Deden Deni menegaskan, pihaknya ingin menertibkan praktik penjualan seragam di sekolah yang sering menimbulkan keresahan orang tua siswa.
Menurutnya, rencana ini akan difokuskan untuk sekolah negeri terlebih dahulu, di mana pihak sekolah akan menyiapkan seragam khas secara langsung dan dibagikan kepada siswa tanpa biaya.
BACA JUGA: 9 Siswa Mundur dari Sekolah Rakyat Menengah Atas 33 Banten di Tangsel
“Sedang kami siapkan (regulasinya) untuk sekolah negeri, sehingga memungkinkan tidak diperjualbelikan. Rencananya nanti disiapkan sekolah, orang tua tidak perlu beli seragam,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (18/9/2025).
Deden menjelaskan, program ini saat ini masih dalam tahap finalisasi, dan ditargetkan dapat mulai diterapkan pada tahun depan. Perlu menjadi catatan, seragam diberikan gratis hanya yang memiliki identitas sekolah seperti batik hingga pakaian olahraga.
“Tapi kalau seragam khas mudah mudahan tahun depan sudah ada keputusan seperti apa mekanismenya. Seragam sekolah seperti batik sekolah dan olahraga,” jelas Deden.
Menurut Deden, upaya yang tengah dilakukan sebagai tindakan meminimalisir Pungli yang biasanya dilakukan pihak sekolah. Sebagai langkah antisipasi, pihaknya juga secara rutin akan memberikan peringatan ke setiap sekolah.
BACA JUGA: Siswi SMKN 3 Kota Tangerang Juara Nasional Pelopor Keselamatan Jalan
“Hampir tiap minggu kami himbau tidak boleh jual seragam lagi. Kecuali seragam khusus, kan harus ada keseragaman harga, kalau sragam nasional pramuka bisa beli dimana saja,” katanya.
Namun begitu, Deden belum bisa memastikan kapan rencana seragam gratis tersebut bisa direalisasikan. Yang jelas, ini menjadi solusi alternatif yang akan diterapkan.
“Baru direncanakan. Baru dibahas seperti apa dan anggarannya. Yang jelas bisa menjadi solusi polemik setiap tahun ajaran baru,” jelasnya.(Ald)
