SERANG, INTTI.ID – Belakangan ini warga sejumlah daerah di Provinsi Banten mengeluhkan naiknnya harga beras medium. Namun Pemprov Banten mengklaim harga beras medium masih stabil, bahkan di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), khususnya beras SPHP yang didistribusikan Bulog.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten, Babar Suharso kepada wartawan Selasa (2/9/2025) mengatakan, sampai akhir Agustus 2025 harga beras medium di pasar-pasar relatif stabil sekitar Rp13.300/liter.
“HET baru sekitar Rp13.500 dari semula Rp12.500,” katanya seraya menjelaskan HET baru ditetapkan Badan Ketahanan Pangan Nasional (Bapanas) yang mulai diberlakukan sejak 28 Agustus 2025.
BACA JUGA: PWI Layangkan Somasi Kedua ke Sekretariat DPRD Kabupaten Tangerang
Babar menilai, stabilitas harga itu terjaga karena ada beberapa faktor, seperti daya beli masyarakat yang belum meningkat. Selain itu, kata dia, Banten sudah memasuki masa panen raya sehingga stok beras masyarakat dinyatakan masih aman.
“Menurut kepercayaan masyarakat tidak boleh ada hajat di bulan Sapar, nah Agustus itu masih bulan Sapar. Karena itu permintaan atau daya beli berasnya juga tidak terlalu tinggi,” ujarnya.
Babar memprediksi, peningkatan permintaan beras itu baru akan terjadi di bulan September ini, karena bertepatan dengan bulan Maulid, dimana kebutuhan beras, ayam dan telor masyarakat akan meningkat.
“Makanya kita terus gencarkan pasokan beras SPHP ke sejumlah kanal-kanal distributor, termasuk yang dilakukan BUMD PT ABM. Mudah-mudahan Mudah-mudahan untuk beras masih dalam kendali yang relatif aman,” katanya.
BACA JUGA: Brimob dan Tentara Jaga Puspemkot Tangerang, Ada Apa Ya?
Kemudian untuk harga telor dan ayam, diakui Babar terjadi kenaikan. Hal itu merupakan dampak dari kenaikan harga jagung yang menjadi sumber utama pakan ternak. Berdasarkan data dari Bapanas, harga jagung di tingkat peternak sebesar Rp8.000/kg atau naik sebesar Rp1.333 atau 19,99 persen.
“Padahal kita sedang memasuki masa panen jagung,” ujarnya.
Menyikapi hal itu, lanjut Babar, berdasarkan arahan dari Gubernur Banten, pihaknya akan mengoptimalkan produksi jagung sebesar-besarnya untuk memenuhi kebutuhan peternak di dalam daerah, termasuk di perusahaan-perusahaan pakan yang ada.
Babar mengaku ditugaskan secara khusus untuk melakukan pengawalan terhadap persoalan itu, bagaimana panen jagung itu bisa dirasakan langsung para peternak. Apalagi saat ini menjelang maulid Nabi.
“Kebutuhan masyarakat terhadap telor dan daging ayam akan meningkat,” tandasnya.(Ald)