Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Nasional

Puncak Haji, Jemaah Mulai Bergerak ke Arafah

Avatar photo
53
×

Puncak Haji, Jemaah Mulai Bergerak ke Arafah

Sebarkan artikel ini
jemaah haji menuju arafah
Jemaah haji Indonesia secara bertahap meninggalkan hotel bertolak ke Armuzna, Rabu (4/6/2025) pukul 15.30 waktu Arab Saudi/Foto: Dok-Intti.id

Makkah, Intti.id – Jelang puncak haji jemaah haji mulai meninggalkan hotel menuju Arafah untuk melaksanakan fase Armuzna pada 8 Zulhijjah atau Rabu 4 Juni 2025.

Armuzna merupakan rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina secara keseluruhan. Menjadi titik krusial dalam rangkaian kegiatan wajib, sehingga disebut puncak haji.

Advertising
banner 425 x 400
Baca Artikel Scroll ke Bawah

Mengutip laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI, dalam konferensi pers di Makkah Arab Saudi, Senin (2/6/2025), Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief menjelaskan tiga skema mobilisasi jemaah haji menuju Arafah, Muzdalifah dan Mina yang telah disiapkan.

Skema Pergerakan Jemaah

Pertama, skema pergerakan reguler. Dalam skema pergerakan reguler, jemaah haji diberangkatkan dari Makkah menuju Arafah untuk melaksanakan wukuf.

Selepas magrib, jemaah diberangkatkan menuju Muzdalifah untuk melaksanakan mabit (menginap). Setelah melewati tengah malam, jemaah bergerak ke Mina untuk bermalam mabit hingga 12 atau 13 Zulhijjah.

“Ini (pergerakan reguler) akan diikuti sekitar 67 persen atau sekitar 136 ribu jemaah haji Indonesia,” kata Hilman.

Skema kedua adalah Murur. Jemaah haji Murur, setelah menunaikan Wukuf di Arafah, usai masuk waktu Magrib, bergerak melintasi Muzdalifah (tidak turun dari bus), lalu menuju Mina.

Skema ini akan diikuti sekitar 33 persen atau sekitar 60 ribuan jemaah haji Indonesia.

“Ketiga, Tanazul. Jemaah haji yang melakukan Tanazul adalah mereka yang akan melempar jumrah pada 10 Zulhijjah (setelah Wukuf dan Mabit di Muzdalifah), lalu kembali ke hotel, tidak kembali lagi ke tenda Mina. Mereka adalah jemaah yang tinggal di hotel sekitar wilayah Syisyah dan Raudhah,” jelasnya.

Baca juga: Jelang Puncak Haji, Seluruh Jemaah Indonesia Telah Tiba di Tanah Suci

Jemaah Tanazul akan kembali ke Jamarat untuk melempar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada 11, 12, dan 13 Zulhijjah. Skema ini menargetkan akan diikuti 37 ribu jemaah haji.

Dua skema terakhir, yakni Murur dan Tanazul, merupakan upaya pemerintah untuk mengurai kepadatan di Muzdalifah dan Mina.

Kedua skema ini diterapkan, setelah pemerintah melakukan kajian dan didapatkan kesimpulan bahwa hal tersebut tidak menyalahi syariat ibadah haji.

Safari Wukuf Khusus

Bagi jemaah lansia, disabilitas, dan memiliki komorbid, diberlakukan Safari Wukuf Khusus.

Mereka akan mendapatkan pengawalan tenaga medis, pendamping ibadah, dan hotel transit untuk memastikan tetap bisa menjalankan rukun dengan aman dan layak.

Selain itu, Hilman juga menjelaskan skenario pergerakan jemaah haji Indonesia selama puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

“Pertama, dari Makkah ke Arafah. Pergerakan ini akan pelaksanaannya dalam tiga trip,” ungkapnya.

Pada 9 Zulhijjah atau 5 Juni 2025 seluruh jemaah haji sudah berada di Arafah untuk melaksanakan ibadah Wukuf.

Setelah itu, jemaah haji akan bergerak dari Arafah ke Muzdalifah. Pergerakan mulai pukul 19.00 WAS.

Jemaah haji dengan skema reguler akan mabit di Muzdalifah. “Dari Muzdalifah ke Mina, jemaah haji akan terlayani bus dengan sistem taraddudi (bolak balik) Muzdalifah – Mina, hingga menjelang Subuh,” kata Hilman.

Usai mabit di Mina, jemaah haji yang mengambil nafar awal dan nafar tsani akan berangkat kembali ke Makkah secara bertahap.

“Semua pergerakan ini kami sesuaikan dengan kapasitas layanan syarikah dan realitas di lapangan,” ujar Hilman.(ejp)

Sumber: Kemenag.go.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *