Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Kesehatan

Ribuan Warga Lebak Menderita TBC, 74 Orang Meninggal

Avatar photo
9
×

Ribuan Warga Lebak Menderita TBC, 74 Orang Meninggal

Sebarkan artikel ini
Ribuan Warga Lebak Menderita TBC, 74 Orang Meninggal
Selain penularan secara langsung, ventilasi udara yang buruk menjadi penyebab penyebaran TBC di Kabupaten Lebak.

LEBAK, INTTI.ID – Tuberkulosis alias TBC menjadi penyakit mematikan bagi warga di Kabupaten Lebak, Banten. Hingga menjelang akhir tahun 2024 ini, sudah 74 warga di Kota Multatuli tersebut kehilangan nyawa akibat terjangkit TBC.

Sedangkan sepanjang Januari hingga Oktober 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak mencatat ada sebanyak 4.603 warga yang terindikasi terkena kuman TBC.

Advertising
banner 425 x 400
Baca Artikel Scroll ke Bawah

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Endang Komarudin, mengakui jumlah penderita TBC di daerahnya masih tinggi. Namun demikian, Endang mengklaim jumlah penderita TBC menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Intan Minta OPD Percepat Realisasi Pembangunan Kabupaten Tangerang

“Tahun 2024 sampai Desember kami catat sebanyak 5.868 kasus TBC. Mudah-mudahan tidak ada tambahan lagi, sehingga jumlahnya bisa terus menurun,” kata Endang kepada wartawan, Senin (6/10/2025).

Berdasarkan catatan Dinkes, lanjut Endang, kasus TBC terbanyak ditemukan di kawasan selatan Lebak, seperti di Kecamatan Cibeber. Menurut Endang, penularan langsung dari penderita aktif menjadi penyebab utama penyebaran TBC, terutama di lingkungan rumah dengan sirkulasi udara yang buruk.

“Kuman TBC bisa mati jika terkena sinar matahari. Karena itu, ventilasi rumah harus baik dan jendela sebaiknya dibuka setiap pagi agar sirkulasi udara lancar,” sarannya.

Endang menyatakan, pihaknya sedang menggencarkan deklarasi eliminasi TBC dengan menggandeng para kepala desa dan aparatur kecamatan. Fokusnya memastikan pasien tidak berhenti minum obat di tengah pengobatan, karena bisa menyebabkan kekambuhan dan resistansi obat.

“Masyarakat jangan menyepelekan gejala TBC. Kalau sakit, segera berobat ke Puskesmas. Selain itu, jaga kebersihan rumah dan buka ventilasi setiap pagi agar udara tetap sehat,” imbau Endang.

BACA JUGA: Tenaga Kesehatan Hewan di Banten Rawan Tertular Rabies

Ia menambahkan, penurunan jumlah kasus bukan menjadi tujuan utama, melainkan eliminasi TBC sepenuhnya pada tahun 2030 sesuai target nasional.

“Ini bukan soal naik-turunnya angka kasus, tapi bagaimana bisa menghapus TBC dari Lebak,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Wakil Ketua DPRD Lebak, Acep Dimyati meminta pemerintah daerah memperkuat upaya pencegahan dengan lebih menggencarkan sosialisasi tentang bahaya dan pencegahan TBC kepada masyarakat.

“Persoalan TBC bukan soal kejar target 2030, tapi bagaimana caranya agar TBC tidak lagi menelan korban jiwa,” demikian Acep.(Ald)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *