BANDUNG, INTTI.ID – Bandung menjadi salah satu daerah di Jawa Barat yang dinilai rawan bencana alam, khususnya gempa bumi. Karena itu, warga diminta untuk bersiap-siap menghadapi kemungkinan terjadinya guncangan besar akibat pergerakan Sesar Lembang.
Pesan itu disampaikan Wakil Wali Kota Bandung, Erwin kepada warga saat menghadiri Kajian Umum Mitigasi Bencana Sesar Lembang di Masjid Al Muslim Jalan Cibeunying Permai, Kota Bandung, Senin (8/9/2025).
Menurut Erwin, Bandung termasuk wilayah rawan bencana karena berada di jalur sesar aktif. Jika Sesar Lembang bergerak, kata dia, Bandung dan sekitarnya dipastikan akan mengalami guncangan besar.
“Siklus gempa (di Bandung) memang ada, sehingga warga harus selalu siap menghadapi kemungkinan gempa,” ujar Erwin.
BACA JUGA: Encuy ‘Preman Pensiun’ Ditemukan Meninggal Gantung Diri di Garut
Erwin menegaskan, Pemerintah Kota Bandung terus melakukan sosialisasi kepada warga terkait potensi Sesar Lembang dengan melibatkan aparat kelurahan dan kecamatan. Sosialisasi rawan gempa rutin dilakukan di berbagai kegiatan.
“Kami ingin masyarakat benar-benar memahami risiko jika terjadi gempa,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota juga menekankan pentingnya pengawasan izin mendirikan bangunan (IMB) atau yang sekarang dikenal dengan sebutan persetujuan bangunan gedung (PBG), terutama di kawasan pemukiman padat.
“PBG harus sesuai aturan. Jangan sampai ada bangunan yang berdiri di area terlarang. Banyak struktur bangunan di kota ini yang masih perlu diperbaiki agar lebih aman,” tambah Erwin.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bandung, Didi Ruswandi mengingatkan warga untuk mengenali titik aman saat berada di rumah, kantor, maupun tempat umum yang sering dikunjungi.
BACA JUGA: Polisi Gerebek Pabrik Oplos Beras di Serang, Modusnya Beli Beras Sisa Hajatan
“Tempat berlindung bisa berupa ruangan kokoh tanpa kaca atau area di bawah meja yang kuat. Pastikan juga jalur evakuasi jelas,” kata Didi.
Ia juga mengimbau agar setiap anggota keluarga memahami perannya masing-masing saat terjadi gempa.
“Ruang aman harus dibagi sejak awal, karena ketika gempa datang, kita tidak punya banyak waktu untuk berpikir,” tegasnya.
Didi menambahkan, budaya sadar bencana perlu dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Warga harus selalu sigap mengenali ruang aman, bahkan ketika berada di fasilitas umum.(Ald)