Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Regional

Tangani Sampah, Pemkot Tangsel Kerjasama Dengan Swasta Bangun PSEL

Avatar photo
15
×

Tangani Sampah, Pemkot Tangsel Kerjasama Dengan Swasta Bangun PSEL

Sebarkan artikel ini

Tangerang, Intti.id – Penanganan sampah menjadi persoalan yang sangat rumit di berbagai daerah, termasuk Kota Tangerang Selatan.

Guna menangani hal tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) melibatkan investor swasta untuk membangun fasilitas canggih dengan pengelolaan sampah menjadi energi Listrik (PSEL).

Advertising
banner 425 x 400
Baca Artikel Scroll ke Bawah

Kerjasama itu dilakukan sebagai langkah revolusioner dalam menyulap sampah menjadi sumber energi bersih.

Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan mengatakan, dengan fasilitas tersebut, nantinya sampah di Kota Tangsel tidak lagi menjadi masalah.

Melainkan  akan menjadi sumber aset energi dengan beragam dampak positifnya bagi masyarakat Tangsel. “PSEL Cipeucang ini akan mengolah sedikitnya 1.100 ton sampah per hari, menggunakan teknologi MGI atau Moving Grate Incenerator yang dapat mereduksi secara maksimal hampir seluruh sampah yang dihasilkan di kota Tangerang Selatan,” kata Pilar dikutip Minggu (11/5/2025).

Pembangunan proyek ini, lanjutnya, akan dibiayai oleh Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) melalui anak usahanya PT Indoplas Energi Hijau bersama mitra teknologi China Tianying Inc (CNTY), yang resmi ditetapkan sebagai pemenang lelang pada 17 April 2025 lalu.

Rencananya, sambung Pilar,  proyek ini akan dimulai pada tahun 2026 nanti, dengan  ujicoba operasional di tahun 2028, dan mulai dikomersilkan pada tahun 2029.

Sementara itu, Pimpinan konsorsium IEH-CNTY, Bobby mengatakan, dalam prosesnya nanti pengelolaan tidak hanya dilakukan untuk sampah-sampah baru, tetapi juga akan mengangkat tumpukan sampah lama yang telah mengendap di TPA Cipeucang.

Keunggulan dari program tersebut, yaitu  tidak hanya menangani sampah harian, PSEL juga akan mengolah timbunan lama di TPA Cipeucang sekitar 100 ton per hari, sehingga akan dapat mengurangi potensi longsor, kebakaran, dan pencemaran air tanah. 

Selain itu, tambahnya, teknologi ini mengubah panas pembakaran sampah menjadi uap untuk memutar turbin, menghasilkan listrik sebesar 15,7 Megawatt (MW) per hari. 

Energi tersebut bisa dijual ke PLN sesuai ketetapan Perpres No. 35 Tahun 2018, dengan harga 13,35 sen dolar AS per kWh. “Listrik yang dihasilkan oleh PSEL ini adalah listrik yang bersih,” paparnya.

Kemudian juga tidak menimbulkan bau, mengingat proses dari fasilitas pengolahan sampah ini akan mengikuti standar ramah lingkungan internasional yang tidak menimbulkan dampak kerusakan lingkungan seperti dampak emisi karbon, polusi udara dan dampak bau.

“Dijamin tidak mengeluarkan bau apapun dari sampah yang diolah, sehingga tidak akan menimbulkan gejolak sosial dari masyarakat setempat,” paparnya.

Bahkan ucapnya, dengan pengolahan seperti itu, dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, karena PSEL ini dapat  membersihkan masalah sampah, dan bisa meningkatkan ekonomi daerah.

Dari 1.100 ton sampah per hari, yang dikelola, kata Bobby, ditargetkan bisa menghasilkan listrik sebesar 15,7 Megawat (MW). Kemudian listrik ini bisa dijual sesuai dengan ketetapan Perpres Nomor 35 Tahun 2018, yaitu sebesar 13,35 cents per kilowatt-hour (kWh).

“Dengan pendekatan dan cara yang tepat, pengolahan sampah ini akan menjadi sumber pendapatan yang signifikan,” tutupnya. (AL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *