LEBAK, INTTI.ID – Belakangan ini banyak warga Baduy yang terkena gigitan ular. Untuk mendapatkan Serum Anti Bisa Ular (Sabu), warga harus membayar Rp3 juta hingga Rp5 juta kepada oknum Puskesmas.
Curhatan itu disampaikan Arifin warga Leuwi Damar, Kabupaten Lebak kepada Gubernur Banten Andra Soni dan Kapolda Banten, Irjen Pol Hengki, saat melakukan saba Budaya Baduy di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jumat (26/9) lalu.
Di hadapan Andra Soni dan Irjen Pol Hengki, Arifin mencurahkan uneg- unegnya secara menggebu – gebu mengenai ketersediaan sabu. Bahkan, secara blak-blakan dia mengaku harus merogoh kocek dalam-dalam agar bisa mendapatkannya.
“Warga kalau ke oknum-oknum itu harus bayar Rp3 juta hingga Rp5 juta untuk bisa ular. Saya bilang oknum ya, itu di lima Puskesmas. Saya capek pak gub,”kata Arifin.
Dia juga bercerita bahwa belakangan ini ada warga Baduy yang meninggal dunia akibat tergigit ular dan lambat dalam penanganan.
“Sekarang lagi musim ngaseuk, pembukaan lahan nah sampai Agustus ini 72 kasus gigitan ular, 8 meninggal,”tuturnya.
Arifin berharap ke depan stok ketersediaan Sabu di Kabupaten Lebak bisa diperbanyak dan masyarakat dipermudah untuk mendapatkannya.
“Jangan sampai anti bisa habis tapi oknum bisa dan ini terus berulang- ulang. Terkait bisa ular kita berharap setiap puskesmas menyiapkan itu dan tidak dipersulit,”tandasnya.
Sementara Gubernur Banten, Andra Soni mengatakan pihaknya banyak menerima masukan bersama Kapolda Banten, Irjen Pol Hengki dari para tetua adat Baduy.
“Tentu tadi kita melakukan diskusi dengan Jaro pemerintah, perwakilan Jaro dalam diskusi banyak hal yang disampaikan dan menjadi atensi pemerintah provinsi Banten,”ucap Andra.
Gubernur Banten, Andra Soni melakukan saba budaya baduy di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Dalam kesempatan tersebut mereka sempat berdiskusi dan melakukan pemeriksaan kesehatan gratis. (*)